ANAK BERBAKAT PEREMPUAN

Anak berbakat perempuan ? Ya, saya merasa penting menyoroti masalah anak berbakat perempuan (gifted girls/gifted women), karena mereka termasuk dalam katagori anak berbakat yang tidak beruntung, sama halnya dengan anak berbakat cacat (handicapped gifted), dan anak berbakat berprestasi kurang (underachiever).

Malangnya nasib kaum perempuan ! Bila kecil dianggap paling cepat tumbuh secara fisik, paling cepat berkembang secara psikologis, cepat matang dan juga lebih cerdas daripada laki-laki; tetapi seiring berjalannya waktu, semakin dia tumbuh menjadi dewasa, seolah-olah kecerdasan dan kekaguman orang sekitar pada dirinya seolah-olah lenyap..yang ada adalah pujian bagi anak laki-laki. Dan ini terus berlangsung sampai masuk dunia karier!

Boleh dikata secara umum, baik anak laki-laki maupun anak perempuan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam proses intelektual dasar seperti persepsi, belajar, dan daya ingat. Hanya memang memasuki masa remaja, kemampuan keruangan visual, matematik, dan sains anak laki-laki menjadi lebih menonjol dari pada anak perempuan. Sebaliknya dalam kemampuan kreativitas verbal, pada masa remaja anak perempuan tampak semakin mengungguli daripada anak laki-laki.

Kalau dicermati, kemampuan anak perempuan tampak lebih menonjol pada saat mereka duduk dibangku SD. Kita bisa membandingkannya tidak hanya dengan anak sebayanya yang perempuan, namun juga dengan anak laki-laki. Dalam tes verbal yang menyangkut tugas mengeja, pemahaman bahan bacaan yang kompleks, memahamai bentuk-bentuk hubungan logic, terlihat hasil anak perempuan lebih baik daripada anak laki-laki. Juga dalam kemampuan kuantitatif seperti matematika, anak perempuan mampu memberikan hasil yang sama baiknya dengan anak laki-laki berbakat, namun diatas usia 13 tahun, kemampuan anak laki-laki tampak lebih baik daripada anak perempuan. Demikian pula untuk tugas-tugas pemecahan masalah, yang menyangkut penguasaan konsep, penalaran dan kreativitas nonverbal baik anak laki-laki maupun anak perempuan mampu bekerja sama baiknya.

Berdasarkan perbedaan jender dan hasil yang ditunjukkan tersebut diatas, maka Guilford (1967) menyatakan bahwa otak kanan pada laki-laki lebih berkembang baik, dan sebaliknya otak kiri anak perempuan lebih berkembang baik. Dengan demikian memang ada perbedaan jenis kelamin di dalam kemampuan penalaran matematik dan sains, dimana yang lebih banyak unggul adalah anak laki-laki daripada anak perempuan.

Stanley (1988) dari Center for the Advancement of Academically Talented Youth John Hopkins University, menyebutkan untuk skor SAT- M( Scholastic Aptitute Test- Mathematics) dalam bidang matematika terlihat anak laki-laki jauh melampaui skor anak perempuan. Sebaliknya untuk skor SAT - V ( Scholastic Aptitute Test-Verbal) anak perempuan cendernung lebih baik dari pada anak laki-laki. Sedangkan untuk fisika, biologi dan kimia, terlihat minat laki-laki lebih kepada fisika atau biologi, sedangkan anak perempuan lebih memilih kimia dan biologi, namun dengan prestasi dalam bidang sains yang tidak signifikan antara anak laki-laki dan anak perempuan. Artinya baik anak perempuan maupun laki-laki dapat berprestasi baik dalam bidang sains.

Bagaimana pola karier anak berbakat perempuan ? Apakah ada perbedaan dengan anak berbakat laki-laki? Ternyata hasil temuan Terman dan Oden (1959) menunjukkan memang ada perbedaan jenis kelamin dalam pemilihan karir. Hal yang menarik, anak perempuan berbakat akan memilih karir yang berbeda dengan anak perempuan yang tidak berbakat. Namun anak laki-laki tidak berbakat dengan anak laki-laki berbakat memiliki pilihan karir yang sama. Pada anak berbakat perempuan, pilihan kariernya cenderung sama dengan pilihan karier anak laki-laki berbakat, sedangkan anak perempuan yang tidak berbakat, pilihan kariernya cenderung pada pekerjaan stereotipi perempuan seperti guru, admnistrasi, sekretaris dan ibu rumah tangga.

Di dalam dua dekade ini terlihat lonjakan yang sangat pesat sebesar 200% pada pilihan karier perempuan untuk terjun dalam bidang sains dan rekayasa, meskipun kalau dibandingkan dengan seluruh populasi perempuan, hanya 3,5% yang tertarik ke sains dan bdiang rekayasa. Hal ini terjadi karena masyarakat lebih mendorong anak laki-laki dibanding anak perempuan untuk terjun ke dunia akademik atau professional. Anak perempuan ditekan agar berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga.

Masalah lain bagi anak berbakat perempuan adalah adanya harapan-harapan peran jenis kelamin yang berkembang di tengah masyarakat dan secara gencar dipublikasikan melalui buku-buku, majalah, film, pidato, dan sebagainya yang lebih berpihak pada anak laki-laki. Dimana di dalam kelas anak laki-laki bisa lebih leluasa memberikan opini, bertanya, berbeda pendapat, sedangkan anak perempuan diharapkan bisa bersikap lebih manis dan sopan. Hal yang menjadi tantangan bagi perempuan berbakat dalam aspirasi kariernya adalah konflik dalam menjaga citra dirinya, agar tidak menjadi maskulin dan tetap disebut feminis.

Dari sisi pengembangan kreativitas, hasil studi menunjukkan bahwa laki-laki lebih produktif melahirkan karya-karya kreatifnya daripada perempuan. Hal ini disebabkan perempuan lebih banyak disibukkan dengan tugas-tugas kerumah tanggaan, sehingga kurang memiliki waktu untuk menghasilkan karya kreatif.

Di dalam memandang keberhasilan, ternyata cara pandang laki-laki dan perempuan berbeda,. Bagi laki-laki, jika dia berhasil maka itu karena kemampuan yang ia miliki, sedangkan perempuan menganggap keberhasilan sebagai suatu bentuk keberuntungan (luck) ; sebaliknya dalam memandang ketidak berhasilan laki-laki memandangnya sebagai ketidak beruntungan atau kurangnya usaha, perempuan dalam memdangan ketidak berhasilan sebagai kurangnya memiliki kemampuan. Hal ini yang juga sering dilakukan oleh guru-guru, dimana memberikan julukan pada anak perempuan yang mendapat nilai jelek sebagai kemampuan inteligensi yang rendah, sedangkan kalau anak laki-laki sebagai kurangnya motivasi.

Pada akhirnya perempuan berbakat maupun laki-laki berbakat memandang kesuksesan dalam hidup adalah :
1. tercapainya tujuan, kepuasan karir, berprestasi
2. pernikahan dan kehidupan keluarga yang bahagia
3. pendapatan cukup yang membuat hidup nyaman
4. memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan atau kesejahteraan manusia, membantu orang lain dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik
5. ketenangan jiwa, mampu menyesuaikan diri dengan baik dan memiliki kematangan emosi.

Sebagai kesimpulan, maka ternyata memang ada –mau atau tidak mau - perbedaan anak laki-laki ataupun anak perempuan, tidak sekedar dalam fisiknya saja tetapi menyeluruh secara psikologis, kemampuan umum, gaya belajar, prestasi, bakat khusus. Dengan memahami perbedaan ini, maka setiap aspek perkembangan yang muncul dalam tahapan perkembangannya perlu diterima dengan rasa syukur dan diperkuat potensi perkembangannya.

Comments :

0 komentar to “ANAK BERBAKAT PEREMPUAN”

Posting Komentar